Golden Rice untuk Indonesia Emas
Kepala Balai Besar Pengujian Standardisasi Instrumen Padi (BBPSI Padi), Muh Thamrin melaksanakan panen tanaman Produk Rekayasa Genetika (PRG) padi emas (golden rice) di lapangan uji terbatas di Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian Pusakanagara BBPSI Padi, Subang, Jawa Barat, Senin (5/01/24).
Padi emas yang sedang diuji tersebut merupakan galur-galur padi transgenik even GR2-E dengan latar belakang genetik varietas IR64 (IR64 GR2-E) generasi BC5F4 yang dirakit di IRRI Filipina.
Kepala BBPSI Padi Muh Thamrin mengungkapkan alasan mengapa perlu pengujian dan melakukan proses rekayasa genetik padi galur tersebut. Diterangkan bahwa alasan utamanya adalah beras yang dihasilkan dari galur tersebut banyak mengandung vitamin A, dan kedepan diharapkan jika padi tersebut bisa beradaptasi baik di Indonesia maka dapat mengatasi kekurangan vitamin A melalui konsumsi dari padi emas tersebut.
Saat ini, uji terbatas telah dilaksanakan dibeberapa lokasi atau lapangan uji terbatas, yakni di IP2SIP BBPSI Padi di Pusakanagara, Kuningan, Muara-Bogor, dan IP2SIP BSIP Banten di Singamerta.
Sementara itu, menurut Dr. Rini Herminasari sebagai penanggungjawab kegiatan ini menambahkan bahwa tanaman produk rekayasa genetika padi emas ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menguji karakter agronomi, karakter morfologi dan karakter lain sesuai panduan pelaksanaan uji keunikan, keseragaman dan kestabilan padi dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementan.
Ia menegaskan bahwa panen padi produk rekayasa genetika ini berbeda dengan panen padi pada umumnya karena harus melewati beberapa proses dan diawasi oleh tim supervisi dari Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH), Komisi Keamanan Hayati (KKH) Kementerian Kehutanan dan LIngkungan Hidup.
Perlu dipahami bahwa supervisi dilakukan mulai dari proses pemanenan, perontokan gabah, pemusnahan sisa panenan, pengemasan sampai dengan hasil panen yang semua itu harus melalui proses yang sesuai dengan protokol produk rekayasa genetik (PRG). Tahapan panen yang telah dilakukan, yang meliputi: panen ubinan tiap plot serta pengambilan sampel. Sampel diperlukan untuk perhitungan komponen hasil dan pengamatan karakter mutu gabah dan beras sebagai data dukung dalam uji petak pembanding, yang dilakukan bersamaan dengan pengujian keamanan lingkungan di dalam LUT yang sama. Hasil pengamatan ini selanjutnya akan dicantumkan dalam proposal pelepasan varietas Golden Rice.
Rina Hapsari Wening, Shinta D. Ardhiyanti sebagai perwakilian Manajemen BBPSI Padi dan beberapa manajer lokasi LUT dari Pusakanagara, Kuningan, Muara- Bogor dan Banten turut serta hadir dalam kegiatan panen tersebut.(Humas BBPSI Padi)